Breaking News

Genosida Gaza, Solusi Dua Negara dan Dukungan Eks Keluarga Shah Iran untuk 'Israel Raya'?

Para buzzer pro genosida Gaza yang dilakukan Israel dalam satu tahun terakhir 2023-2024, mulai mengkampanyekan dukungan 'Iran' di akun X (Twitter) dengan hashtag #IraniansStandWithIsrael.

Kebanyakan buzzer berasal dari India yang memang sejak awal merayakan setiap kematian yang ada di Gaza.

Eskalasi tim buzzer semakin meningkat dengan pembunuhan Israel kepada Hasan Nasrallah, sekjen Hezbollah di wilayah Lebanon yang melanggar kedaulatan setempat.

Hashtag tersebut dibuat untuk menutupi genosida Israel yang telah dikutuk oleh PBB dan lembaga peradilan dunia.

Selain itu Solusi Dua Negara atau Two States Solution juga semakin jauh dari ufuk mata mengingat di belakang layar, ternyata interlijen beberapa negara Eropa dan AS juga membantu Israel dalam kekejian yang berlangsung meski dari segi diplomasi tidak membela terang-terangan aksi tersebut.

Dalam hashtag tersebut, disebut eks keluarga Pahlevi yang berkuasa sebelumnya di Iran mendukung segala aktivitas genosida di Gaza dan berharap Israel meneruskan serangkaian pembunuhan di Iran juga.

Meski sebelumnya Iran bersama agen-agen lokal telah melakukan pembunuhan kepada Ismail Haniyeh, namun para buzzer melihat hal itu tidak cukup jika tidak mencakupi para pemimpin Iran saat ini.

Hubungan Israel dengan pemerintahan Shah Iran memang dari dulu sudah dekat.

Shah Iran merupakan salah satu negara Islam yang mengakui Israel selain Turki di awal-awal berdirinya negara tersebut.

Mossad juga menjadi salah satu elemen  utama pendukung 'polisi rahasia' Iran melakukan tindakan represif kepada warga.

Jika Israel meneruskan ambisi mereka menciptaian Israel Raya atau Greater Israel maka dukungan eks keluarga Shah ini menjadi hal krusial meski di lapangan keluarga Shah tidak memiliki kekuatan besar jika dibandingkan oposisi Iran MEK yang berpusat di Albania.

Kelompok MEK pernah berpusat di Irak di bawah Saddam Hussein namun karena pasukan MEK ikut membela Baghdad lawan invasi AS, maka kemudian mereka pindah ke Albania usai diusir pemerintahan Syiah Irak.

Tidak ada komentar