Masjid Lerabaing Alor, NTT, Dibangun 1633 Punyai Kisah Ajaib
PULAU Alor memiliki beberapa situs tua bersejarah yang membuat wisata sejarah menjadi menarik untuk dicari di sana. Salah satu peninggalan sejarah yang bisa dipelajari adalah keberadaan Masjid Lerabaing, yang menarik dengan kisahnya yang ajaib.
Masjid tua yang berarsitektur khas Ternate dari tahun 1633 silam, dibangun dengan fondasi tiang tanpa disambung paku atau pen kayu. Luar biasanya, masjid ini tidak pernah roboh. Hal menarik lainnya dari masjid ini, menurut laman Pariwisata Provinsi NTT, ada banyak kisah ajaib dalam sejarah masjid ini.
Menurut cerita, setelah rangka mesjid didirikan semua umat diisyaratkan untuk bersembunyi pada saat tukang-tukang hendak mengangkat tiang induk. Namun peristiwa aneh terjadi saat tiang tersebut terangkat dengan sendirinya tanpa tangan manusia yang sedang bergotong royong membangun masjid.
Kemudian ketika Portugis hendak menguasai pantai selatan Alor dengan menembaki mesjid sebanyak 3 kali, tembakan tersebut sama sekali tidak mengenai sasaran. Ada lagi ketika suku menjatuhkan bom di kampong Lerabaing (Pusat Kerajaan Kui), sementara rumah penduduk dan istana kerajaan Kui hancur lebur, masjid ini tetap utuh.
Masjid ini menjadi saksi penyebaran Islam di Alor oleh keturunan Kesultanan Ternate, seperti Kimles Gogo yang pertama kali mengislamkan penduduk Lerabaing. Mesjid berbentuk rumah panggung, dengan lebar dan panjang 11 meter serta tinggi bagian dalam 1,5 meter, ini masih terpelihara dengan baik. (sumber)
Masjid tua yang berarsitektur khas Ternate dari tahun 1633 silam, dibangun dengan fondasi tiang tanpa disambung paku atau pen kayu. Luar biasanya, masjid ini tidak pernah roboh. Hal menarik lainnya dari masjid ini, menurut laman Pariwisata Provinsi NTT, ada banyak kisah ajaib dalam sejarah masjid ini.
Menurut cerita, setelah rangka mesjid didirikan semua umat diisyaratkan untuk bersembunyi pada saat tukang-tukang hendak mengangkat tiang induk. Namun peristiwa aneh terjadi saat tiang tersebut terangkat dengan sendirinya tanpa tangan manusia yang sedang bergotong royong membangun masjid.
Kemudian ketika Portugis hendak menguasai pantai selatan Alor dengan menembaki mesjid sebanyak 3 kali, tembakan tersebut sama sekali tidak mengenai sasaran. Ada lagi ketika suku menjatuhkan bom di kampong Lerabaing (Pusat Kerajaan Kui), sementara rumah penduduk dan istana kerajaan Kui hancur lebur, masjid ini tetap utuh.
Masjid ini menjadi saksi penyebaran Islam di Alor oleh keturunan Kesultanan Ternate, seperti Kimles Gogo yang pertama kali mengislamkan penduduk Lerabaing. Mesjid berbentuk rumah panggung, dengan lebar dan panjang 11 meter serta tinggi bagian dalam 1,5 meter, ini masih terpelihara dengan baik. (sumber)
Tidak ada komentar